Blog

Wisata Religi Masjid Agung Semarang

HOTELIBRAHIM.COMMasjid Agung Semarang merupakan situs religi penting di Semarang, dan merupakan tujuan wisata yang populer. Ini memiliki berbagai nilai budaya menarik yang mungkin menarik bagi Anda. Masjid ini didirikan pada tahun 2001, dan memiliki gaya arsitektur campuran antara Jawa, Islam dan Romawi. Gaya Jawa masjid ini terlihat pada atap masjid yang berbentuk limas. Bagian atas piramida berubah menjadi kubah besar, dan empat pilar setinggi 64m yang melambangkan gaya Islam berdiri di sampingnya. Selain itu, enam buah payung raksasa diletakkan di halaman utama masjid, mirip dengan Masjid Nabawi di Mekkah.

Arsitektur bergaya Romawi terlihat di halaman alun-alun masjid yang terdiri dari 25 tiang dan mirip dengan pintu masuk Colosseum. Bagian ini juga dihiasi dengan kaligrafi dan huruf pegon Jawa, dengan tulisan “Sucining Guno Gapuraning Gusti” di dalamnya.

Masjid Agung Jawa Tengah dirancang oleh Ir. H. Ahmad Fanani yang memenangkan sayembara desain masjid pada tahun 2001. Bangunan masjid tersebut dibangun di atas tanah wakaf milik Masjid Kauman Semarang yang membutuhkan proses panjang untuk mendapatkan izin.

Komunitas Muslim di Indonesia menggunakan masjid yang belum selesai sebagai masjid utama mereka untuk shalat Jumat pada tahun 2004. Baru pada tahun 2006 Masjid Raya Jawa Tengah diresmikan, dan ini dilakukan untuk menghormati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat itu.

Masjid Agung Semarang mampu menampung hingga 25.000 orang untuk bagian utama masjid dan alun-alun, bahkan pada hari libur sekalipun. Ini terutama berlaku selama bulan puasa Ramadhan, ketika banyak orang datang untuk berdoa.

Masjid Agung Semarang terletak di Jl. Gajah Raya, Sambirejo, Kec. Gayamsari, Kota Semarang. Jaraknya hanya sekitar 4 km dari Stasiun Tawang, sehingga sangat mudah untuk Anda akses.

Bagi pengunjung Semarang, menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa mobil merupakan cara termudah menuju Masjid Agung Semarang. Pengunjung biasanya menggunakan Google Maps untuk menuju masjid ini.

Ada banyak destinasi wisata di sekitar Masjid Agung Semarang, jadi pastikan untuk memilih paket perjalanan dari agen terpercaya yang akan membawa Anda berkeliling semuanya. Beberapa atraksi paling populer adalah kuil, pasar, dan kebun binatang.

Masjid Raya Semarang memiliki jam operasional sebagian fasilitasnya dari subuh hingga pukul 22.00 WIB. Apalagi saat bulan puasa, masjid ini buka 24 jam dan tidak pernah sepi karena berbagai aktivitas yang bisa Anda lakukan di sini.

Setiap harinya, pengajian dilakukan pada waktu-waktu tertentu pada hari Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu. Studi-studi ini biasanya berfokus pada tema yang berbeda.

Jika Anda ingin belajar lebih banyak tentang Islam saat mengunjungi Masjid Agung Semarang, tidak ada salahnya melakukannya. Nyatanya, waktu Anda untuk mengunjungi masjid penting ini sangat berharga saat Anda berada di Jawa Tengah.

Masjid Agung Semarang adalah tujuan wisata populer karena gaya arsitekturnya yang unik, serta banyak daya tariknya. Di antaranya adalah mural dan artefak religiusnya yang luas, yang dipajang untuk dilihat pengunjung. Selain itu, lokasi masjid yang berada di pusat kota menjadikannya tempat yang nyaman untuk dikunjungi.

Payung hidrolik adalah jenis payung yang ditenagai oleh cairan hidrolik. Cairan ini digunakan untuk memberi tekanan pada wadah, yang pada gilirannya membuka dan menutup kanopi payung. Payung jenis ini sering digunakan pada kondisi cuaca panas untuk melindungi penggunanya dari sinar matahari.

Payung di pelataran utama masjid merupakan salah satu keistimewaan Masjid Agung Jawa Tengah. Tinggi dan lebarnya 20 meter, dan dapat menutupi hampir seluruh halaman. Payung ini biasanya dibuka saat shalat Jumat, Idul Fitri dan Idul Adha. Namun, jika angin bertiup lebih dari 200 knot, maka tidak akan terbuka.

Masjid Agung Jawa Tengah mudah dikenali karena desain dan bentuknya yang unik. Ini juga merupakan tujuan populer bagi pengunjung, karena menyimpan salinan Alquran yang sangat besar – lebar 149 cm dengan tinggi 95 cm. Al-Qur’an ini ditulis oleh H. Hayatuddin, seorang penghuni Pesantren Santri Al-Asy’ariyyah di Kalibeber, Wonosobo. Itu dikenal sebagai Mushaf Agung. Alquran dapat ditemukan di lantai dua Menara Al Husna di bagian Museum Sejarah Islam. Ini adalah kitab yang indah dengan gaya unik yang tidak banyak ditemukan di masjid-masjid lain.

Selain Alquran, Masjid Agung Semarang juga memiliki beduk besar berukuran panjang 310 cm dan diameter hingga 220 cm. Bedug ini bernama Bedug Ijo, dan pembuatannya terinspirasi dari Bedug Pendowo, bedug terbesar di dunia yang ada di Masjid Agung Purworejo.

Bedug Ijo dibuat oleh Santri dari Pesantren Al Falah Tinggarjaya, Banyumas di bawah asuhan KH. Ahmad Sobri. Bahan yang digunakan untuk membuat gendang ini adalah dari kayu Waru, dengan 156 paku kayu untuk mengikat kulit lembu di kedua sisi gendang.

Selain Bedug Ijo, ada juga Kentongan Ijo yang letaknya persis di samping masjid. Gendang ini bisa dilihat di dalam masjid, di sisi timur dekat pintu masuk.

Alun-alun di depan masjid dihiasi air mancur di tengahnya. Setiap pilar di alun-alun melambangkan salah satu dari 25 rasul yang diutus Tuhan untuk mengabar kepada orang-orang.

Plaza Al-Qanathir Gate dimodelkan seperti dinding pintu masuk Colosseum, fitur ikonik dari Kekaisaran Romawi. Alun-alun ini dinamai berdasarkan nilainya yang mengesankan.

Di atas gapura tertulis ayat-ayat nabi Muhammad, sedangkan di dalamnya bertuliskan “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” Ada juga kredo dan nama penguasa yang ditulis dalam bahasa Arab.

Menara Asmaul Husna Masjid Agung Semarang berbeda dengan menara masjid pada umumnya. Ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk siaran radio, museum, kafe, dan tempat pengamatan.

Menara Asmaul Husna terdiri dari 19 lantai yang masing-masing dapat dijelajahi dari lantai pertama hingga tertinggi. Di lantai satu, Anda bisa menemukan tempat siaran Radio Dakwah Islam, disusul dengan museum perkembangan Islam di lantai dua dan tiga.

Tempat yang paling menarik untuk dikunjungi di Semarang adalah gedung lantai 18 yang dapat berputar 360 derajat untuk melihat pemandangan. Lantai 19 sering digunakan untuk melihat pemandangan kota dari 5 teropong yang tersedia.

Museum Pembangunan Islam terletak di lantai dua dan tiga menara Al-Husna. Di dalam museum pengunjung dapat melihat berbagai koleksi yang berkaitan dengan penyebaran Islam di tanah Jawa.

Museum Menara Al-Husna di Semarang akan menjadi tempat yang tepat untuk mempelajari sejarah Islam di Jawa. Museum ini memiliki berbagai macam artefak, termasuk teks-teks agama kuno, peninggalan dari pengkhotbah masa lalu, dan masjid mini.

Masjid Agung Semarang memiliki fasilitas yang luas, antara lain tempat wudhu yang cukup luas yang mampu menampung lebih dari 140 orang sekaligus.

Di sisi kiri kampus terdapat perpustakaan dan ruang kantor yang bisa disewa untuk kebutuhan tamu yang datang. Ada juga Convention Hall yang mampu menampung lebih dari 2000 orang untuk berbagai kegiatan seperti wisuda atau pernikahan.

Masjid Agung Jawa Tengah adalah salah satu tempat wisata religi populer di Jawa Tengah. Berikut adalah beberapa tips untuk wisata religi ke Masjid Agung Jawa Tengah:

  • Kenali sejarah dan makna masjid: Sebelum melakukan wisata religi, cobalah untuk mengetahui sejarah dan makna dari masjid tersebut. Hal ini akan membantu Anda memahami arti dan pentingnya masjid bagi umat Muslim.
  • Pakailah pakaian yang sopan: Saat berkunjung ke masjid, pastikan untuk memakai pakaian yang sopan dan tidak mengganggu ketertiban lingkungan.
  • Bersikap sopan dan tidak membuat kebisingan: Saat berada di dalam masjid, pastikan untuk bersikap sopan dan tidak membuat kebisingan yang dapat mengganggu ibadah orang lain.
  • Hindari makan, minum, dan merokok di dalam masjid: Makan, minum, dan merokok di dalam masjid sangat tidak sopan dan dapat mengganggu ketertiban lingkungan.
  • Patuhi tata tertib masjid: Setiap masjid memiliki tata tertib yang berbeda-beda, jadi pastikan untuk mematuhi tata tertib masjid agar tidak mengganggu ibadah orang lain.
  • Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat menikmati wisata religi ke Masjid Agung Jawa Tengah dengan lebih nyaman dan sopan.

Masjid Agung Jawa Tengah adalah salah satu tempat ibadah yang populer di Semarang. Banyak wisatawan yang ingin mengunjungi masjid ini untuk beribadah atau sekadar untuk menikmati keindahannya. Berikut adalah beberapa cara untuk menuju ke Masjid Agung Jawa Tengah di Semarang:

  • Menggunakan Transportasi Umum: Anda bisa naik angkutan umum seperti bus atau angkutan kota menuju stasiun terdekat dan kemudian melanjutkan perjalanan dengan taksi atau ojek menuju masjid. Angkutan umum di Semarang cukup banyak dan memiliki jalur yang tersebar luas sehingga mudah untuk ditemukan.
  • Menggunakan Mobil Pribadi: Anda bisa menggunakan mobil pribadi untuk menuju masjid. Cobalah untuk menggunakan aplikasi navigasi seperti Google Maps untuk membantu perjalanan Anda dan memastikan Anda tidak tersesat.
  • Menggunakan Ojek Online: Anda juga bisa menggunakan ojek online seperti Grab atau Go-Jek untuk menuju masjid. Ini merupakan pilihan yang praktis dan efisien karena Anda bisa langsung menentukan lokasi tujuan dan tidak perlu memikirkan masalah parkir.

Hadist-Hadist Mengenai Ziarah

Mengenai ziarah kubur terdapat beberapa hadist yang membicarakan mengenai hal tersebut. Hadist-hadist ziarah kubur berkenaan dengan diperbolehkannya ziarah kubur dengan tujuan dan hikmah tertentu.

Rasulullah Memperbolehkan Ziarah 
Hadits Buraidah bin Al-Hushaib radhiyallâhu ‘anhu dari Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa sallam beliau bersabda, ”Sesungguhnya aku pernah melarang kalian untuk menziarahi kubur, maka (sekarang) ziarahilah kuburan.” (HR Imam Muslim dan Abu Daud)

Dalam hadist di atas disampaikan bahwa ziarah kubur pada awalnya dilarang dan setelah itu diperbolehkan oleh Rasulullah. Tentu saja ada alasannya bahwa ziarah kubur menjadi diperbolehkan bukan tanpa sebab dan nilai hikmah yang disampaikan. Perubahan masyarakat jahiliah menjadi masyarakat yang lebih rasional dan madani tentu terjadi setelah nilai-nilai ketauhidan disampaikan oleh Rasulullah. Pasca itu, masyarakat bisa lebih menilai mana yang benar dan tidak serta tidak sembarangan mempercayai atau mengkeramatkan benda mati ataupun patung.

Ziarah Mengingat Hari Akhir

“Sebab ziarah kubur itu akan mengingatkan pada hari akhirat.” (HR Imam Al Baihaqy, Imam Nasai, dan Imam Ahmad)

Dari hadist diataspun dapat diketahui bahwa ziarah kubur dapat mengingatkan kita terhadap kematian. Di zaman yang semakin dekat dengan ciri-ciri akhir zaman atau tanda-tanda kiamat ini, tentu sangat membutuhkan untuk manusia (khususnya seorang muslim) mengingat kematian agar tidak terlena dengan kebahagiaan dunia serta bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapinya.

Kematian tidak pernah diduga atau dapat direncanakan waktunya, namun dengan mengingatnya lewat ziarah kubur, setidaknya bisa mengkondisikan kita untuk selalu mempersiapkan diri. Untuk itu, ziarah kubur bisa menjawab kebutuhan tersebut selain juga dari aspek kita mendoakan orang yang sudah meninggal.

Hukum Ziarah  dalam Islam
Ziarah kubur dalam islam menurut apa yang disampaikan oleh Rasulullah adalah sesuatu yang diperbolehkan. Untuk itu, ziarah kubur menjadi suatu hal yang berhukum mubah, tidak diwajibkan atau tidak juga menjadi suatu hal yang haram untuk dilakukan. Melakukannya bisa mendapatkan hikmah dan bernilai. Namun, pelaksanaannya tentu diserahkan kepada masing-masing orang yang akan melakukan.

Pelaksanaan waktu ziarah kubur pun juga tidak ditentukan langsung oleh hukum islam. Pelaksanaan ziarah kubur bergantung kepada masing-masing orang dan tentunya sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaan ziarah kubur tidak hanya pada waktu idul fitri atau saat menjelang ramadhan saja. Hal ini tidak ada hadist atau ayat quran yang menjelaskan soal waktu.

Untuk hukum ziarah kubur dalam islam, tentunya diperbolehkan asalkan dengan catatan bahwa aktivitas ziarah kubur semata-mata untuk tetap meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita terhadap Allah SWT. Ziarah kubur tidak boleh sedikitpun malah menjerumuskan umat islam kepada praktik kesyirikan.

“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia” (QS Al Ikhlas : 1-4)

Ziarah Tidak Menjadikan Seseorang Musyrik

Hukum diperbolehkannya ziarah kubur tentu tidak menjadikan seseorang justru malah menduakan Allah atau musyrik. Hal ini diperjelas bagaimana Allah adalah satu-satunya Illah yang seharusnya disembah dan menjadi tempat bergantung. Berikut adalah ayat-ayat mengenai keillahan Allah sebagai Tuhan yang wajib untuk disembah.

(QS : Al-Hajj : 62)

(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.

(QS : Al Hadid : 57)

Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana

(QS Al Hasyr : 23)

Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

(QS : Al Hajj : 6)

Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,

Syarat Ziarah dalam Islam

Ziarah kubur dalam islam yang diperbolehkan tentu memiliki syarat-syarat tertentu yang harus dilakukan sebagai bentuk mengindari perbuatan-perbuatan syirik. Hal ini mengingat bahwa manusia bisa saja berpaling dan menghindar dari ajaran Allah dikarenakan hawa nafsunya dan godaan syetan yang terhadap manusia. Untuk itu, berikut syarat agar tidak mudah terbawa pada kesyirikan.

Tidak Menjadikan Kuburan sebagai Benda Keramat
Ziarah kubur tentu tidak boleh membuat akhirnya seorang muslim menganggap bahwa kuburan atau mayit yang ada di dalamnya memiliki kekuatan ghaib, supranatural, dapat menolong atau membantu mengabulkan doa. Kuburan dalam ziarah kubur tidak boleh dijadikan sebagai benda keramat. Tentu walaupun tetap menganggap Allah sebagai Illah, jika masih menganggap kuburan sebagai keramat potensi menuju kepada praktik syirik juga sangat besar.

Syirik dalam islam adalah perbuatan yang sangat dibenci Allah sedangkan perbuatan syirik tidak akan diampuni sebelum manusia benar-benar melakukan taubatan nasuha, shalat taubat, dan memohon ampunan sungguh-sungguh pada Allah SWT.

Allah adalah Maha Segalanya, sedangkan jika manusia menganggap ada hal lain dimana mereka dianggap sebagai sesuatu yang dapat memberikan pertolongan dalam hidupnya, di segala aspek hal tersebut bisa membuat kita menduakan Allah. Lama kelamaan praktik tersebut membuat manusia justru lupa akan keuasaan dan keesaan Allah.

Tidak Meminta Doa atau Permohonan pada Kuburan atau yang Sudah Meninggal

Ketika melakukan ziarah kubur tentu tidak diperbolehkan untuk meminta doa atau permohonan kepada kuburan atau orang yang sudah meninggal. Allah sudah menyuruh kepada manusia bahwa berdoalan kepada Allah maka Allah akan mengabulkannya. Hal ini semata-mata karena Allah adalah Zat Maha Agung yang mudah sekali untuk mengabulkan doa manusia. Untuk itu, tidak diperkenankan manusia memohon kepada selain Allah. Memohon kepada selain Allah tentu sangat irasional atau tidak masuk akal, karena sesama makhluk atau benda mati yang sejatinya adalah makhluk lemah tidak mungkin bisa jadi tempat bergantung hidup.

Tidak Memberikan Sesajen atau Sesembahan

Memberikan sesajen atau sesembahan adalah bagian dari praktik kesyirikan karena hal tersebut merupakan bagian dari sesembahan atau pengibadahan terhadap sesuatu. Untuk itu, di dalam ziarah kubur dilarang untuk memberikan apapun pada kuburan atau mayit. Cukup mendoakan nya dan kita bisa merenung untuk menghayati bahwa kematian sangat lah dekat dengan manusia.

Perintah Mengingat Kematian

“Bersegeralah beramal sebelum datang fitnah yang banyaknya bagai gulungan malam (fitnah yang merata) bahwa seseorang di pagi hari mukmin, sorenya kafir, sebaliknya sore hari mukmin, pagi harinya kafir. Seseorang diantara mereka menyia­-nyakan agamanya dengan harta benda yang sedikit”. (HR Muslim)

Mengingat Kematian terutama dalam ziarah kubur adalah sebagai media juga sekaligus perintah yang diberikan Allah SWT. Di masa industrialisasi seperti ini, dimana nilai-nilai kebebasan dan hedonisme semakin merajalela sangat dibutuhkan untuk mengingat kematian agar tidak mudah terjerumus ke dalam cita-cita duniawi semata, tanpa mempersiapkan masa depan akhirat. Dunia yang semakin menuju kepada ciri ciri akhir zaman atau tanda tanda kiamat kecil ini membuat kita harus sesegera mungkin bertaubat dan mengingat terus bahwa kematian sangat dekat. Tanda-tanda akhir zaman semakin dekat, dan membuat kita harus bersiap diri.

Mengingat Kematian dalah Perintah Agama

Mengingat kematian adalah perintah yang perlu dijalankan oleh umat manusia. Hal ini sebagaimana hadist berikut :

  • Perbanyaklah mengingat‑ingat sesuatu yang melenyapkan segala macam kelezatan. (HR. Tirmidzi)
  • Cukuplah kematian itu sebagai nasehat. (HR. Thabrani dan Baihaqi)
  • Mengingat Kematian adalah Bagian dari Orang yang Cerdik

Secerdik‑cerdik manusia, ialah yang terbanyak ingatannya kepada kematian serta yang terbanyak persiapannya untuk menghadapi kematian itu. Mereka itulah orang‑orang yang benar‑benar cerdik dan mereka akan pergi ke alam baka dengan membawa kemuliaan dunia serta kemuliaan akhirat. (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Abiddunya)

 

Leave a Comment