Blog

Wisata Religi KH Sholeh Darat Semarang

HOTELIBRAHIM.COMKH. Sholeh Darat lahir di Kedung Cumpleng, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, sekitar tahun 1820 Masehi. Sementara itu, informasi lain menyebutkan Mbah Sholeh Darat lahir di Bangsri, Jepara. Beliau wafat di Semarang pada tanggal 28 Ramadhan 1321 H/18 Desember 1903 M. Penambahan kata “Darah” di akhir namanya karena ia tinggal di daerah bernama Darat, yaitu sebuah daerah di pesisir utara Semarang yang menjadi tempat singgah wisatawan dari luar Jawa.

Kini, wilayah Semarang Barat termasuk wilayah daratan Kota Semarang juga. Hal ini biasa terjadi pada orang-orang yang terkenal di masyarakat, seperti Mbah Kholil Bangkalan, Syekh Ihsan Jampes, Syekh Nawawi Banten, dan lain-lain.

Di antara murid-murid Mbah Sholeh Ndarat yang terlacak untuk sementara ini adalah: Ahmad Dahlan, Amir Idris [Pekalongan], Dahlan Tremas, Dimyathi Tremas, Dalhar Watucongol [magelang], Bisri Syansuri [Jombang], Kholil Lasem, Sya’ban Semarang, Abdus Syakur Senorita Tuban, Yasir Jekulo Kudus, Thoyib Semen Mranggen Demak.

Haul Mbah Sholeh diadakan setiap 10 Syawal sejak tahun 1955, sesuai kesepakatan para Kyai. Para Kyai meyakini kematian Mbah Sholeh Darat terjadi pada 28 Ramadhan 1321 H, namun acara Haul akan dilaksanakan pada 10 Syawal sesuai kesepakatan.

Relikwi adalah barang-barang yang pernah digunakan atau disentuh oleh tokoh agama atau tokoh penting. Itu bisa berupa barang-barang seperti salib, kitab suci, atau sepotong pakaian. Mereka bisa menjadi penting bagi orang yang religius karena mereka percaya bahwa objek tersebut dijiwai dengan energi spiritual dari orang atau sosok tersebut.

Masjid Kiai Sholeh Darat berdiri di tengah pasar ramai di Desa Dadapsari, Semarang Utara. Meski eksteriornya biasa-biasa saja, masjid ini menyimpan tradisi penting: kiai sholeh darat. Amalan yang biasanya dilakukan di masjid-masjid ini melibatkan lafal adzan sambil berbaris melingkar.

Meski kebanyakan orang tidak menyangka, masjid ini memiliki sejarah juga menjadi rumah bagi seorang kiai (penguasa azan) serta guru dari beberapa tokoh agama dan pahlawan nasional. Kiai Sholeh Darat (dikenal sebagai Kiai Darat) terkenal karena jangkauan vokalnya yang luar biasa dan keterampilannya sebagai seorang pendakwah.

KH Ahmad Dahlan dan Hasyim Asy’ari keduanya adalah pendiri Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Raden Ajeng Kartini dianggap sebagai salah satu pahlawan emansipasi wanita terkemuka.

Makam Almarhum Terletak Di Kuburan Tertentu

Makam KH Sholeh Darat terletak di pemakaman umum Semarang “Bergota”, di belakang RS Karyadi Semarang. Anda bisa mencapai lokasi dengan menggunakan angkot C6 berwarna orange jurusan Sampangan-Pasar Johar, atau dengan menggunakan ojek online kemudian langsung masuk ke komplek makam Bergota. Kendaraan pribadi ke segala arah juga mudah dijangkau dengan bantuan Google maps, karena lokasinya berada di tengah kota Semarang.

Berikut adalah cara untuk berziarah ke Makam KH Sholeh Darat di Semarang:

  • Temukan lokasi: Makam KH Sholeh Darat terletak di Jalan Raya Pemalang, Desa Tamanharjo, Kecamatan Tuntang, Semarang.
  • Persiapkan transportasi: Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum seperti angkutan kota atau ojek untuk sampai ke lokasi makam.
  • Pertimbangkan waktu yang tepat: Ziarah ke makam biasanya dilakukan pada hari-hari tertentu seperti hari Jumat atau hari-hari besar dalam Islam. Sebaiknya pertimbangkan waktu yang tepat agar tidak bersinggungan dengan acara lain.
  • Bersiap dengan baik: Pastikan bahwa Anda membawa bahan-bahan yang dibutuhkan seperti air minum, tisu, dan pakaian yang sesuai dengan tata krama ziarah.
  • Mulai ziarah: Setibanya di lokasi, Anda dapat memulai ziarah dengan mengucapkan salam dan doa. Anda juga dapat membaca ayat-ayat Al-Qur’an atau membaca doa-doa tertentu untuk memohon ampunan dan rahmat Allah.
  • Hormatilah tata krama: Pastikan untuk mematuhi tata krama ziarah, seperti tidak berteriak, tidak membuang sampah sembarangan, dan tidak memotong tanaman.

Pada awalnya, ziarah kubur adalah bentuk ibadah yang dilarang atau diharamkan. Hal ini disebabkan masyarakat arab saat itu masih belum berkembang pemikirannya dan keimanannya pun belum kuat sedangkan di masyarakat kepercayaan terhadap hal ghaib dan mistis yang bisa membawa kesyirikan masih tersebar luas. Rukun islam dan rukun iman masih belum tertanam kuat di dalam diri umat muslim yang masih awam dan jahiliah saat itu. Fungsi agama masih banyak terkena tradisi-tradisi sebelumnya.

Masyarakat jahiliah masih memiliki pandangan bahwa barang-barang atau benda-benda yang besar dapat membawakan keselamatan, besar potensinya untuk melakukan penyembahan, dan pengsakralan tertentu. Dapat diketahui juga bahwa mereka masih memiliki kepercayaan yang besar terhadap arwah atau roh nenek moyang. Mengkeramatkan kuburan pun salah satunya menjadi kebiasaan mereka yang dilakukan turun temurun.

Berikut adalah beberapa hotel terdekat Makam KH Sholeh Darat di Semarang

  • Hotel Ibrahim Syariah Semarang : Hotel ini berada hanya beberapa menit jalan dari makam KH Sholeh Darat. Hotel ini menawarkan fasilitas modern dan nyaman seperti kamar tidur yang luas, Wi-Fi gratis.
  • Omah Pelem Syariah Semarang  : Hotel ini berlokasi hanya beberapa kilometer dari makam KH Sholeh Darat. Hotel ini menawarkan fasilitas seperti kamar-kamar yang bersih dan nyaman, Wi-Fi gratis,  dan layanan parkir gratis.
  • Palm Capsule : Hotel ini berlokasi hanya beberapa menit jalan dari makam KH Sholeh Darat. Hotel ini menawarkan fasilitas seperti kamar-kamar yang bersih dan nyaman, Wi-Fi gratis.

Semua hotel di atas menawarkan pilihan yang baik bagi mereka yang ingin berziarah ke Makam KH Sholeh Darat dan mencari tempat untuk menginap yang dekat dan nyaman. Pastikan untuk membandingkan harga dan fasilitas sebelum membuat pemesanan untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik.

Hadist-Hadist Mengenai Ziarah Kubur

Mengenai ziarah kubur terdapat beberapa hadist yang membicarakan mengenai hal tersebut. Hadist-hadist ziarah kubur berkenaan dengan diperbolehkannya ziarah kubur dengan tujuan dan hikmah tertentu.

Rasulullah Memperbolehkan Ziarah Kubur
Hadits Buraidah bin Al-Hushaib radhiyallâhu ‘anhu dari Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa sallam beliau bersabda, ”Sesungguhnya aku pernah melarang kalian untuk menziarahi kubur, maka (sekarang) ziarahilah kuburan.” (HR Imam Muslim dan Abu Daud)

Dalam hadist di atas disampaikan bahwa ziarah kubur pada awalnya dilarang dan setelah itu diperbolehkan oleh Rasulullah. Tentu saja ada alasannya bahwa ziarah kubur menjadi diperbolehkan bukan tanpa sebab dan nilai hikmah yang disampaikan. Perubahan masyarakat jahiliah menjadi masyarakat yang lebih rasional dan madani tentu terjadi setelah nilai-nilai ketauhidan disampaikan oleh Rasulullah. Pasca itu, masyarakat bisa lebih menilai mana yang benar dan tidak serta tidak sembarangan mempercayai atau mengkeramatkan benda mati ataupun patung.

Ziarah Kubur Mengingat Hari Akhir

“Sebab ziarah kubur itu akan mengingatkan pada hari akhirat.” (HR Imam Al Baihaqy, Imam Nasai, dan Imam Ahmad)

Dari hadist diataspun dapat diketahui bahwa ziarah kubur dapat mengingatkan kita terhadap kematian. Di zaman yang semakin dekat dengan ciri-ciri akhir zaman atau tanda-tanda kiamat ini, tentu sangat membutuhkan untuk manusia (khususnya seorang muslim) mengingat kematian agar tidak terlena dengan kebahagiaan dunia serta bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapinya.

Kematian tidak pernah diduga atau dapat direncanakan waktunya, namun dengan mengingatnya lewat ziarah kubur, setidaknya bisa mengkondisikan kita untuk selalu mempersiapkan diri. Untuk itu, ziarah kubur bisa menjawab kebutuhan tersebut selain juga dari aspek kita mendoakan orang yang sudah meninggal.

Hukum Ziarah Kubur dalam Islam
Ziarah kubur dalam islam menurut apa yang disampaikan oleh Rasulullah adalah sesuatu yang diperbolehkan. Untuk itu, ziarah kubur menjadi suatu hal yang berhukum mubah, tidak diwajibkan atau tidak juga menjadi suatu hal yang haram untuk dilakukan. Melakukannya bisa mendapatkan hikmah dan bernilai. Namun, pelaksanaannya tentu diserahkan kepada masing-masing orang yang akan melakukan.

Pelaksanaan waktu ziarah kubur pun juga tidak ditentukan langsung oleh hukum islam. Pelaksanaan ziarah kubur bergantung kepada masing-masing orang dan tentunya sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaan ziarah kubur tidak hanya pada waktu idul fitri atau saat menjelang ramadhan saja. Hal ini tidak ada hadist atau ayat quran yang menjelaskan soal waktu.

Untuk hukum ziarah kubur dalam islam, tentunya diperbolehkan asalkan dengan catatan bahwa aktivitas ziarah kubur semata-mata untuk tetap meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita terhadap Allah SWT. Ziarah kubur tidak boleh sedikitpun malah menjerumuskan umat islam kepada praktik kesyirikan.

“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia” (QS Al Ikhlas : 1-4)

Ziarah Kubur Tidak Menjadikan Seseorang Musyrik

Hukum diperbolehkannya ziarah kubur tentu tidak menjadikan seseorang justru malah menduakan Allah atau musyrik. Hal ini diperjelas bagaimana Allah adalah satu-satunya Illah yang seharusnya disembah dan menjadi tempat bergantung. Berikut adalah ayat-ayat mengenai keillahan Allah sebagai Tuhan yang wajib untuk disembah.

(QS : Al-Hajj : 62)

(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.

(QS : Al Hadid : 57)

Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana

(QS Al Hasyr : 23)

Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

(QS : Al Hajj : 6)

Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,

Syarat Ziarah Kubur dalam Islam

Ziarah kubur dalam islam yang diperbolehkan tentu memiliki syarat-syarat tertentu yang harus dilakukan sebagai bentuk mengindari perbuatan-perbuatan syirik. Hal ini mengingat bahwa manusia bisa saja berpaling dan menghindar dari ajaran Allah dikarenakan hawa nafsunya dan godaan syetan yang terhadap manusia. Untuk itu, berikut syarat agar tidak mudah terbawa pada kesyirikan.

Tidak Menjadikan Kuburan sebagai Benda Keramat
Ziarah kubur tentu tidak boleh membuat akhirnya seorang muslim menganggap bahwa kuburan atau mayit yang ada di dalamnya memiliki kekuatan ghaib, supranatural, dapat menolong atau membantu mengabulkan doa. Kuburan dalam ziarah kubur tidak boleh dijadikan sebagai benda keramat. Tentu walaupun tetap menganggap Allah sebagai Illah, jika masih menganggap kuburan sebagai keramat potensi menuju kepada praktik syirik juga sangat besar.

Syirik dalam islam adalah perbuatan yang sangat dibenci Allah sedangkan perbuatan syirik tidak akan diampuni sebelum manusia benar-benar melakukan taubatan nasuha, shalat taubat, dan memohon ampunan sungguh-sungguh pada Allah SWT.

Allah adalah Maha Segalanya, sedangkan jika manusia menganggap ada hal lain dimana mereka dianggap sebagai sesuatu yang dapat memberikan pertolongan dalam hidupnya, di segala aspek hal tersebut bisa membuat kita menduakan Allah. Lama kelamaan praktik tersebut membuat manusia justru lupa akan keuasaan dan keesaan Allah.

Tidak Meminta Doa atau Permohonan pada Kuburan atau yang Sudah Meninggal

Ketika melakukan ziarah kubur tentu tidak diperbolehkan untuk meminta doa atau permohonan kepada kuburan atau orang yang sudah meninggal. Allah sudah menyuruh kepada manusia bahwa berdoalan kepada Allah maka Allah akan mengabulkannya. Hal ini semata-mata karena Allah adalah Zat Maha Agung yang mudah sekali untuk mengabulkan doa manusia. Untuk itu, tidak diperkenankan manusia memohon kepada selain Allah. Memohon kepada selain Allah tentu sangat irasional atau tidak masuk akal, karena sesama makhluk atau benda mati yang sejatinya adalah makhluk lemah tidak mungkin bisa jadi tempat bergantung hidup.

Tidak Memberikan Sesajen atau Sesembahan

Memberikan sesajen atau sesembahan adalah bagian dari praktik kesyirikan karena hal tersebut merupakan bagian dari sesembahan atau pengibadahan terhadap sesuatu. Untuk itu, di dalam ziarah kubur dilarang untuk memberikan apapun pada kuburan atau mayit. Cukup mendoakan nya dan kita bisa merenung untuk menghayati bahwa kematian sangat lah dekat dengan manusia.

Perintah Mengingat Kematian

“Bersegeralah beramal sebelum datang fitnah yang banyaknya bagai gulungan malam (fitnah yang merata) bahwa seseorang di pagi hari mukmin, sorenya kafir, sebaliknya sore hari mukmin, pagi harinya kafir. Seseorang diantara mereka menyia­-nyakan agamanya dengan harta benda yang sedikit”. (HR Muslim)

Mengingat Kematian terutama dalam ziarah kubur adalah sebagai media juga sekaligus perintah yang diberikan Allah SWT. Di masa industrialisasi seperti ini, dimana nilai-nilai kebebasan dan hedonisme semakin merajalela sangat dibutuhkan untuk mengingat kematian agar tidak mudah terjerumus ke dalam cita-cita duniawi semata, tanpa mempersiapkan masa depan akhirat. Dunia yang semakin menuju kepada ciri ciri akhir zaman atau tanda tanda kiamat kecil ini membuat kita harus sesegera mungkin bertaubat dan mengingat terus bahwa kematian sangat dekat. Tanda-tanda akhir zaman semakin dekat, dan membuat kita harus bersiap diri.

Mengingat Kematian dalah Perintah Agama

Mengingat kematian adalah perintah yang perlu dijalankan oleh umat manusia. Hal ini sebagaimana hadist berikut :

  • Perbanyaklah mengingat‑ingat sesuatu yang melenyapkan segala macam kelezatan. (HR. Tirmidzi)
  • Cukuplah kematian itu sebagai nasehat. (HR. Thabrani dan Baihaqi)
  • Mengingat Kematian adalah Bagian dari Orang yang Cerdik

Secerdik‑cerdik manusia, ialah yang terbanyak ingatannya kepada kematian serta yang terbanyak persiapannya untuk menghadapi kematian itu. Mereka itulah orang‑orang yang benar‑benar cerdik dan mereka akan pergi ke alam baka dengan membawa kemuliaan dunia serta kemuliaan akhirat. (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Abiddunya)

Leave a Comment